Peta Tumbukan Lempeng dan Persebaran Gunung Berapi di Negara-negara ASEAN: Analisis Geologi Regional Terkini

23rd Jan 2024

Peta Asia Southeastern 2011 / Peta ASEAN

Jual Peta Asia Tenggara Asean

Bab 1 / I: Pendahuluan

Pada bagian pendahuluan ini, akan dijelaskan mengenai latar belakang dari penelitian yang dilakukan serta tujuan dari penelitian tersebut. Penjelasan mengenai latar belakang ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai pentingnya topik penelitian yang dibahas. Sedangkan penjelasan mengenai tujuan penelitian akan memberikan gambaran mengenai apa yang ingin dicapai melalui penelitian ini.

Latar Belakang: Pertama-tama, akan dijelaskan bahwa negara-negara di kawasan ASEAN memiliki sejarah yang panjang dalam hal aktivitas gunung berapi dan gempa bumi. Wilayah ini merupakan bagian dari Cincin Api Pasifik, yang dikenal sebagai salah satu wilayah dengan aktivitas geologi tertinggi di dunia, dengan adanya banyak lempeng tektonik yang saling bertumbukan. Oleh karena itu, penelitian mengenai peta tumbukan lempeng dan persebaran gunung berapi di negara-negara ASEAN menjadi penting untuk dilakukan guna memahami potensi bahaya geologi di wilayah tersebut.

Tujuan Penelitian: Selanjutnya, akan dijelaskan mengenai tujuan dari penelitian ini. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menyusun peta tumbukan lempeng di negara-negara ASEAN serta mengetahui persebaran gunung berapi di wilayah ini. Dengan demikian, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan pemahaman mengenai aktivitas geologi di kawasan ASEAN dan memperkuat upaya mitigasi bencana di wilayah tersebut.

Dengan adanya penjelasan mengenai latar belakang penelitian, pembaca diharapkan dapat memahami mengapa topik ini perlu diteliti. Selain itu, dengan adanya penjelasan mengenai tujuan penelitian, pembaca juga dapat memahami apa yang ingin dicapai melalui penelitian ini. Dengan demikian, bagian pendahuluan ini akan memberikan landasan yang kuat bagi pembaca untuk dapat memahami konteks dan relevansi dari penelitian ini.

Bab 2: Teori Dasar

Dalam bab ini, akan dibahas mengenai teori dasar yang meliputi peta tumbukan lempeng dan persebaran gunung berapi di negara-negara ASEAN.

Sub Bab 2A: Peta Tumbukan Lempeng Peta tumbukan lempeng adalah representasi visual dari tumbukan lempeng bumi yang terjadi di dalam kerak bumi. Tumbukan lempeng ini merupakan penyebab utama dari terjadinya gempa bumi, gunung berapi, dan perubahan bentuk lahan di bumi. Di kawasan ASEAN, terdapat beberapa titik tumbukan lempeng yang dapat mempengaruhi aktivitas gunung berapi di negara-negara tersebut. Misalnya, di Indonesia terdapat jalur tumbukan lempeng antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia yang menjadi penyebab utama dari gempa bumi dan aktivitas gunung berapi di wilayah ini. Sementara itu, di Filipina, terdapat jalur tumbukan lempeng antara lempeng Filipina dan lempeng Pasifik yang juga berkontribusi terhadap aktivitas gunung berapi di negara tersebut. Pemahaman mengenai peta tumbukan lempeng di kawasan ASEAN sangat penting untuk memahami sebaran gunung berapi dan potensi bencana alam di wilayah ini.

Sub Bab 2B: Persebaran Gunung Berapi di Negara-negara ASEAN Persebaran gunung berapi di negara-negara ASEAN juga dipengaruhi oleh aktivitas tumbukan lempeng yang terjadi di kawasan ini. Di Indonesia, misalnya, terdapat sejumlah gunung berapi yang tersebar di berbagai pulau, seperti Gunung Merapi di Jawa, Gunung Sinabung di Sumatra, Gunung Bromo di Jawa Timur, dan Gunung Rinjani di Lombok. Sementara itu, di Filipina, terdapat gunung berapi aktif seperti Gunung Mayon di Provinsi Albay, Gunung Taal di Provinsi Batangas, dan Gunung Bulusan di Provinsi Sorsogon. Di Malaysia, gunung berapi aktif terdapat di Semenanjung Malaysia, Sabah, dan Sarawak. Di Thailand, terdapat gunung berapi di bagian utara, timur, dan selatan. Sedangkan di Vietnam, terdapat gunung berapi di bagian utara, tengah, dan selatan.

Dengan pemahaman mengenai persebaran gunung berapi di negara-negara ASEAN, kita dapat memahami potensi bencana alam yang mungkin terjadi dan merencanakan langkah-langkah mitigasi bencana yang efektif.

Bab 2 ini akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai peta tumbukan lempeng dan persebaran gunung berapi di negara-negara ASEAN, yang sangat relevan dalam konteks pemahaman bencana alam dan mitigasinya.

Bab 3: Metode Penelitian

Metode penelitian dalam artikel ini akan menitikberatkan pada pengumpulan data dan analisis geologi regional. Metode penelitian yang digunakan di sini sangat penting untuk memastikan validitas dan akurasi dari hasil penelitian mengenai peta tumbukan lempeng dan persebaran gunung berapi di negara-negara ASEAN.

Sub Bab 3: Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui berbagai sumber, termasuk data geologi dari lembaga-lembaga ilmiah, peta geologi, peta tumbukan lempeng, dan data survei lapangan. Data sekunder dan primer dikumpulkan untuk memastikan keakuratan dan kevalidan informasi yang digunakan dalam penelitian.

Pengumpulan data dilakukan secara sistematis dan terencana, dengan memeriksa keandalan sumber data dan melakukan verifikasi terhadap data yang diperoleh. Langkah ini penting dalam memastikan bahwa data yang digunakan dalam penelitian sesuai dengan standar ilmiah dan dapat dipercaya.

Selain itu, penggunaan teknologi seperti citra satelit dan pemetaan geologi menggunakan teknologi canggih turut mendukung pengumpulan data yang akurat. Hal ini memungkinkan peneliti untuk memperoleh informasi yang detail dan terkini mengenai peta tumbukan lempeng dan persebaran gunung berapi di negara-negara ASEAN.

Sub Bab 3: Analisis Geologi Regional

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis geologi regional. Analisis ini dilakukan untuk memahami hubungan antara peta tumbukan lempeng dan persebaran gunung berapi di negara-negara ASEAN.

Analisis ini meliputi pemetaan geologi, analisis struktur lempeng tektonik, dan pemodelan pergerakan lempeng. Data geologi dari masing-masing negara dipetakan dan dianalisis untuk memahami pola persebaran gunung berapi dan hubungannya dengan aktivitas tumbukan lempeng di wilayah tersebut.

Selain itu, analisis geologi regional juga melibatkan pemetaan zona-zona subduksi, daerah tektonik aktif, dan potensi bencana geologi di setiap negara ASEAN. Pemahaman yang mendalam mengenai geologi regional sangat penting dalam merumuskan temuan penelitian yang akurat dan relevan.

Dengan demikian, metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini sangat terfokus pada pengumpulan data yang akurat dan analisis geologi regional yang mendalam. Kedua langkah ini saling mendukung untuk menghasilkan temuan penelitian yang berharga mengenai peta tumbukan lempeng dan persebaran gunung berapi di negara-negara ASEAN.

Bab 4 dari outline tersebut adalah tentang "Peta Tumbukan Lempeng di Negara-negara ASEAN". Bab ini akan memperlihatkan bagaimana lempeng-lempeng bumi bertumbukan di negara-negara ASEAN dan bagaimana dampaknya terhadap persebaran gunung berapi di daerah tersebut.

Sub bab 4A merupakan tentang "Indonesia", yang merupakan negara dengan aktivitas gunung berapi yang sangat tinggi. Indonesia terletak di wilayah Ring of Fire, daerah di sepanjang Samudra Pasifik yang rawan terhadap gempa bumi dan letusan gunung berapi. Terdapat gunung berapi yang tersebar di berbagai pulau di Indonesia, mulai dari Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, hingga Nusa Tenggara. Beberapa gunung berapi terkenal di Indonesia antara lain Gunung Merapi, Gunung Kelud, dan Gunung Krakatau.

Sub bab 4B akan membahas "Filipina", negara kepulauan yang juga terletak di Ring of Fire. Persebaran gunung berapi di Filipina terutama terdapat di pulau-pulau utamanya, yaitu Luzon, Mindanao, dan Visayas. Beberapa gunung berapi aktif di Filipina antara lain Gunung Mayon dan Taal.

Sub bab 4C adalah tentang "Malaysia". Meskipun Malaysia tidak terkenal dengan gunung berapinya, beberapa gunung berapi kecil masih dapat ditemukan terutama di wilayah Sabah dan Sarawak di Borneo. Aktivitas gunung berapi di Malaysia tidak seaktif di Indonesia atau Filipina.

Sub bab 4D akan membahas "Thailand". Meskipun Thailand tidak terletak di wilayah Ring of Fire, tetapi terdapat gunung berapi di bagian utara, timur, dan selatan negara ini. Contoh gunung berapi di Thailand antara lain Gunung Phu Kradueng dan Gunung Chiang Dao.

Sub bab 4E adalah tentang "Vietnam". Vietnam juga terletak di luar wilayah Ring of Fire, namun terdapat beberapa gunung berapi yang tersebar di bagian utara, tengah, dan selatan negara ini. Beberapa di antaranya adalah Gunung Ba Vi dan Gunung Cam Ranh.

Dari sub bab ini, dapat dilihat bahwa negara-negara ASEAN memiliki persebaran gunung berapi yang berbeda-beda, tergantung pada aktivitas tumbukan lempeng bumi di wilayah tersebut. Hal ini juga menunjukkan pentingnya memahami peta tumbukan lempeng untuk memahami sebaran gunung berapi di suatu wilayah.

Bab 5 dari artikel ini membahas tentang persebaran gunung berapi di Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan jumlah gunung berapi terbanyak di dunia, sehingga pemahaman mengenai persebarannya sangat penting dalam kaitannya dengan mitigasi bencana alam.

Sub Bab 5A membahas tentang persebaran gunung berapi di Pulau Jawa. Pulau ini dikenal sebagai daerah dengan aktivitas vulkanik yang sangat tinggi. Terdapat lebih dari 40 gunung berapi di Pulau Jawa, termasuk di antaranya adalah Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Bromo, Gunung Kelud, dan Gunung Ijen. Aktivitas erupsi gunung berapi di Pulau Jawa seringkali menjadi sorotan karena dampaknya yang dapat mencapai wilayah yang jauh dari lokasi erupsi.

Sub Bab 5B membahas tentang persebaran gunung berapi di Pulau Sumatra. Pulau Sumatra juga memiliki sejumlah gunung berapi yang aktif, seperti Gunung Sinabung, Gunung Kerinci, dan Gunung Krakatau. Aktivitas gunung berapi di Pulau Sumatra seringkali juga menimbulkan dampak yang signifikan bagi masyarakat sekitarnya.

Sub Bab 5C membahas tentang persebaran gunung berapi di Pulau Sulawesi. Pulau ini juga dikenal memiliki jumlah gunung berapi yang signifikan, di antaranya adalah Gunung Soputan, Gunung Lokon, dan Gunung Batur. Keberadaan gunung berapi di Sulawesi juga menjadi perhatian penting bagi pengelolaan bencana alam di wilayah ini.

Sub Bab 5D membahas tentang persebaran gunung berapi di Pulau Kalimantan. Meskipun aktivitas gunung berapi di Pulau Kalimantan tidak sebanyak di pulau-pulau lain di Indonesia, namun keberadaannya tetap menjadi bagian yang penting dalam pemetaan risiko bencana alam di daerah ini.

Sub Bab 5E membahas tentang persebaran gunung berapi di Nusa Tenggara. Pulau-pulau di Nusa Tenggara juga dikenal memiliki sejumlah gunung berapi, di antaranya adalah Gunung Rinjani di Lombok dan Gunung Tambora di Sumbawa. Aktivitas gunung berapi di Nusa Tenggara juga merupakan bagian yang penting dalam pemahaman akan risiko bencana alam di wilayah ini.

Dengan pemahaman yang mendalam mengenai persebaran gunung berapi di Indonesia, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam upaya mitigasi bencana alam serta perlindungan terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah rawan bencana tersebut.

Bab 6 / VI dari outline artikel di atas membahas tentang persebaran gunung berapi di Filipina. Filipina terletak di Cincin Api Pasifik, yang merupakan wilayah dengan aktivitas seismik dan vulkanik yang tinggi. Secara geografis, Filipina terdiri dari tiga wilayah utama, yaitu Luzon, Visayas, dan Mindanao, yang semuanya memiliki beberapa gunung berapi yang aktif.

Sub Bab 6 / VI A akan membahas tentang persebaran gunung berapi di Luzon. Luzon adalah pulau terbesar di Filipina dan merupakan rumah bagi beberapa gunung berapi yang aktif. Salah satu gunung berapi yang paling terkenal di Luzon adalah Gunung Mayon, yang sering disebut sebagai gunung berapi yang paling sempurna di dunia. Gunung berapi lainnya di Luzon termasuk Gunung Pinatubo, yang terkenal karena letusan dahsyatnya pada tahun 1991, dan Gunung Taal, yang terletak di tengah-tengah danau kaldera yang indah. Kehadiran gunung berapi di Luzon memiliki dampak besar pada kehidupan masyarakat setempat dan penting untuk memahami potensi bahaya alam di wilayah tersebut.

Sub Bab 6 / VI B akan membahas tentang persebaran gunung berapi di Mindanao. Mindanao adalah pulau terbesar kedua di Filipina dan juga memiliki beberapa gunung berapi yang signifikan. Gunung Apo, yang terletak di Davao del Sur, adalah gunung berapi tertinggi di Filipina dan merupakan tujuan pendakian populer bagi para petualang. Selain itu, Gunung Matutum dan Gunung Parker adalah dua gunung berapi lainnya di Mindanao yang patut diperhatikan. Dengan persebaran ini, penting untuk memahami aktivitas vulkanik di pulau ini dan bagaimana hal itu dapat berdampak pada masyarakat setempat.

Sub Bab 6 / VI C akan membahas tentang persebaran gunung berapi di Visayas. Pulau-pulau Visayas juga memiliki beberapa gunung berapi aktif, meskipun tidak sebanyak di Luzon dan Mindanao. Salah satu yang paling terkenal adalah Gunung Kanlaon, yang terletak di Pulau Negros. Gunung berapi lainnya di Visayas termasuk Gunung Cuernos de Negros dan Gunung Bulusan. Meskipun jumlahnya lebih sedikit, pemahaman tentang aktivitas gunung berapi di Visayas tetap penting untuk kesiapsiagaan dan mitigasi bencana.

Dengan demikian, Bab 6 / VI dari artikel tersebut akan menguraikan secara rinci persebaran gunung berapi di Filipina, membahas setiap wilayah utama secara terpisah untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang aktivitas vulkanik dan dampaknya di negara itu. Menyediakan informasi yang komprehensif tentang persebaran gunung berapi di Filipina akan membantu pembaca untuk memahami potensi bahaya alam dan upaya mitigasi yang diperlukan di wilayah tersebut.

Bab 7/VII membahas tentang persebaran gunung berapi di Malaysia. Malaysia terdiri dari Semenanjung Malaysia dan wilayah di Sabah dan Sarawak di pulau Borneo. Semenanjung Malaysia memiliki sejumlah gunung berapi yang telah menjadi objek penelitian geologi. Gunung berapi di Semenanjung Malaysia terletak di wilayah utara, tengah, dan selatan.

Di wilayah utara Semenanjung Malaysia terdapat Gunung Jerai, yang terletak di Kedah. Gunung ini merupakan gunung berapi yang telah tidak aktif selama jutaan tahun. Gunung berapi di wilayah utara cenderung memiliki aktivitas vulkanik yang lebih rendah dibandingkan dengan wilayah lain di Semenanjung Malaysia.

Wilayah tengah Semenanjung Malaysia juga memiliki beberapa gunung berapi yang telah tidak aktif. Di wilayah ini terdapat Gunung Tahan, yang terletak di Taman Negara Tahan. Gunung Tahan merupakan gunung tertinggi di Semenanjung Malaysia dan merupakan salah satu dari gunung berapi tertua di daerah ini. Aktivitas vulkanik yang ada di wilayah tengah Semenanjung Malaysia juga cenderung rendah.

Di wilayah selatan Semenanjung Malaysia terdapat beberapa gunung berapi yang telah tidak aktif, seperti Gunung Ledang atau juga dikenal sebagai Gunung Melaka. Gunung ini juga telah lama tidak menunjukkan aktivitas vulkanik.

Selain Semenanjung Malaysia, wilayah Sabah dan Sarawak di pulau Borneo juga memiliki sejumlah gunung berapi. Di Sabah terdapat Gunung Kinabalu, gunung berapi tertinggi di Malaysia dan juga menjadi tujuan pendakian populer bagi para petualang. Gunung berapi lain di Sabah yang juga telah tidak aktif adalah Gunung Trus Madi.

Sarawak juga memiliki sejumlah gunung berapi yang telah tidak aktif. Gunung Api, yang terletak di Gunung Mulu National Park, merupakan salah satu contoh dari gunung berapi di Sarawak. Aktivitas vulkanik di wilayah Sabah dan Sarawak juga cenderung rendah, dan kebanyakan dari gunung berapi di wilayah ini telah tidak aktif selama jutaan tahun.

Dengan adanya penelitian mengenai persebaran gunung berapi di Malaysia, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai sejarah geologi di wilayah ini. Implikasi dari penelitian ini juga dapat membantu dalam perencanaan dan mitigasi bencana alam, terutama terkait dengan potensi letusan gunung berapi di masa depan. Mengetahui lokasi dan sejarah aktivitas gunung berapi dapat menjadi dasar penanganan yang lebih efektif dalam menghadapi potensi bencana alam yang disebabkan oleh letusan gunung berapi.

Dengan demikian, penelitian mengenai persebaran gunung berapi di Malaysia diharapkan dapat memberikan manfaat yang nyata dalam bidang geologi dan mitigasi bencana alam.

Bab 8 dari outline tersebut membahas tentang persebaran gunung berapi di Thailand. Thailand terletak di wilayah Asia Tenggara dan memiliki sejumlah gunung berapi yang tersebar di berbagai wilayah negara ini. Sub Bab 8 akan menjelaskan lebih detail tentang persebaran gunung berapi di Thailand, yang akan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu utara, timur, dan selatan.

Gunung berapi di bagian utara Thailand terletak di sepanjang perbatasan dengan Myanmar. Gunung berapi ini termasuk ke dalam Pegunungan Shan yang melintasi wilayah Myanmar dan Thailand. Pegunungan Shan memiliki sejumlah gunung berapi yang masih aktif, seperti Gunung Chiang Dao dan Gunung Doi Inthanon. Kedua gunung berapi ini adalah contoh dari persebaran gunung berapi di bagian utara Thailand.

Di bagian timur Thailand, terdapat juga sejumlah gunung berapi yang tersebar di wilayah ini. Salah satu contoh terkenal adalah Gunung Phanom Rung yang terletak di Provinsi Buri Ram. Gunung berapi ini telah menjadi objek wisata dan merupakan bagian dari Cagar Budaya Phanom Rung yang terdaftar dalam UNESCO World Heritage. Selain itu, terdapat juga Gunung Khao Kradong di Provinsi Buriram dan Gunung Phu Faek di Provinsi Kalasin yang merupakan bagian dari persebaran gunung berapi di bagian timur Thailand.

Sementara itu, di bagian selatan Thailand, terdapat pula gunung berapi yang tersebar di wilayah ini. Terdapat beberapa gunung berapi yang terletak di sepanjang pesisir barat daya Thailand, seperti Gunung Khao Luang di Provinsi Nakhon Si Thammarat. Di bagian selatan Thailand, juga terdapat Gunung Khao Phanom Bencha yang terletak di Provinsi Krabi. Kedua gunung berapi ini merupakan contoh dari persebaran gunung berapi di bagian selatan Thailand.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Thailand memiliki persebaran gunung berapi yang cukup signifikan di berbagai wilayahnya. Di bagian utara, terdapat gunung berapi di sepanjang perbatasan dengan Myanmar, sementara di bagian timur, terdapat gunung berapi yang telah menjadi objek wisata terkenal. Di bagian selatan, terdapat juga sejumlah gunung berapi yang tersebar di sepanjang pesisir barat daya Thailand. Dengan adanya persebaran gunung berapi di berbagai wilayah ini, maka penting untuk melakukan pemantauan dan mitigasi bencana gunung berapi di Thailand.

Dalam konteks penelitian ini, hasil dari analisis persebaran gunung berapi di Thailand dapat menjadi dasar untuk mengembangkan strategi mitigasi bencana gunung berapi di negara ini. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak terkait dalam pengembangan infrastruktur dan pengelolaan wilayah di sekitar gunung berapi. Dengan demikian, penelitian ini memiliki implikasi yang penting dalam upaya menjaga keamanan dan kesejahteraan masyarakat Thailand.

Bab 9 / IX dari artikel ini membahas tentang persebaran gunung berapi di Vietnam. Vietnam merupakan negara yang terletak di bagian timur Semenanjung Indochina di Asia Tenggara dan memiliki karakteristik geologi yang unik, termasuk persebaran gunung berapi yang menarik untuk diteliti.

Sub Bab 9 / IX A membahas tentang persebaran gunung berapi di bagian utara Vietnam. Di bagian utara Vietnam terdapat gunung berapi yang terletak di Provinsi Cao Bang dan Provinsi Lao Cai. Gunung berapi di daerah ini umumnya sudah tidak aktif secara geologis, namun bentuk-bentuk geologi dan reliefnya masih dapat dilihat dengan jelas. Selain itu, terdapat beberapa kawah dan danau vulkanik yang menjadi bukti dari aktivitas gunung berapi di masa lampau.

Selanjutnya, sub Bab 9 / IX B membahas tentang persebaran gunung berapi di bagian tengah Vietnam. Di bagian tengah Vietnam terdapat gunung berapi yang terletak di Provinsi Nghe An, Provinsi Gia Lai, dan Provinsi Kon Tum. Daerah ini juga memiliki gunung berapi yang umumnya sudah tidak aktif, namun terdapat beberapa gunung berapi yang masih aktif dan memerlukan pemantauan secara rutin.

Terakhir, sub Bab 9 / IX C membahas tentang persebaran gunung berapi di bagian selatan Vietnam. Di bagian selatan Vietnam terdapat gunung berapi yang terletak di Provinsi Dak Nong dan Provinsi Dong Nai. Meskipun aktivitas gunung berapi di daerah selatan Vietnam cenderung lebih rendah dibandingkan dengan daerah lainnya, namun masih terdapat potensi adanya aktivitas vulkanik di masa depan.

Dari pembahasan ini, dapat disimpulkan bahwa Vietnam memiliki sejumlah gunung berapi yang tersebar di berbagai wilayahnya, baik yang sudah tidak aktif maupun masih aktif secara geologis. Penelitian ini akan memiliki dampak yang signifikan dalam upaya mitigasi bencana alam di Vietnam, serta memberikan pemahaman yang lebih baik terkait karakteristik geologi negara ini.

Namun, penelitian lebih lanjut dan pemantauan secara rutin tetap diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam tentang potensi bahaya gunung berapi di Vietnam. Implikasi dari penelitian ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan kebijakan dalam menghadapi potensi bencana alam akibat aktivitas vulkanik di Vietnam. Dengan demikian, penelitian ini memiliki kontribusi penting dalam mengamankan kehidupan masyarakat dan sumber daya alam di negara ini.

Bab 9 / IX dari artikel ini memberikan wawasan yang mendalam tentang persebaran gunung berapi di Vietnam dan pentingnya penelitian ini dalam konteks mitigasi bencana alam serta pengembangan kebijakan. Dengan demikian, pembahasan ini dapat dijadikan dasar untuk pengembangan penelitian lebih lanjut di bidang geologi dan mitigasi bencana alam di Vietnam.

Peta Tumbukan Lempeng dan Persebaran Gunung Berapi di Negara ASEAN Potensi Bencana Alam di Kawasan Tenggara Asia